Sunday, September 13, 2009

Yang Kucari

Ps. Post ini saya tulis dengan ikut2 gaya Aci yang puitis dan pake aku-aku.



Sepuluh bulan lamanya menjomblo setelah terbiasa punya pacar selama hampir empat tahun, membuatku merasa tidak punya pacar itu aib, hina, siksa, dan derita. Dan karenanya aku sangat terobsesi untuk punya pacar lagi.

Aku hampir gila karena obsesiku tak kunjung jadi nyata. Obrolan tentang cara-cara bunuh diri sudah bukan menjadi hal yang tabu di bilangan Griya Fahmawati. Mulai dari potong nadi, gantung diri, tali-temali yang kira2 kuat untuk digantungi diri: tali rapia, tali jemuran, kabel, tambang, dll, sampai terobosan terakhir yaitu menyetrumkan diri di dalam bak mandi.

Namun karena emosi belum mengambil alih diriku sepenuhnya, aku belum jadi bunuh diri. Sedikit logika mengajakku berpikir mengapa aku begitu desperate. Apa yang sebenarnya aku cari? Apakah benar seorang pacar lah yang aku cari?

Ketika kujawab ya, pertanyaan berikutnya muncul: so what kalau aku sudah dapat seorang pacar? Tidak selamanya punya pacar bisa membuatku bahagia. Tidak ada apapun, satupun yang bisa membuatku selamanya bahagia. Lalu apa yang sebenarnya aku cari dari seorang pacar?

Pertanyaan itu tidak mudah untuk kujawab. Aku perlu sepuluh bulan lamanya untuk menemukan jawabnya. Dan sekarang, malam ini, malam tepat sepuluh bulan aku menjomblo, akhirnya aku bisa menjawabnya.

Yang kucari adalah kebersamaan.

Yang kucari adalah orang yang dapat mengisi hatiku, agar tidak hampa.
Yang kucari adalah orang yang dengan atau tanpa ia sadari, mewarnai hari-hariku.
Yang mengirimkanku sms "Lagi apa, Sa?", menanyakanku buka puasa di mana, yang bercerita padaku tentang siangnya ketika malam tiba.

Yang kucari adalah orang yang bisa kupercaya untuk kuluapkan gundah hatiku, air mataku, kebanggaanku, juga kegembiraanku.
Yang kucari adalah orang yang hampir selalu ada untukku.
Yang kucari adalah orang yang dapat membuatku bahagia.

Malam ini, aku menyadari bahwa semua yang kucari ternyata bisa kudapatkan tidak dari seorang pacar.

Dulu, aku menemukan semua yang kucari dalam diri pacar dan dua orang sahabatku. Tapi sekarang mereka sudah pergi. Mereka adalah masa lalu. Sedangkan hari ini adalah hari baru. Aku mulai bisa memupuk kembali kebersamaanku dengan sebuah lembaran baru. Sudah kutemukan kembali apa yang kucari. Aku bahagia.

Dan aku akan tetap bahagia walaupun pada akhirnya lembaran baru itu tidak akan bisa menjadi bagian dari buku ceritaku. Aku akan tetap bahagia walaupun suatu hari nanti lembaran itu akan menjadi bagian dari buku cerita orang lain.

Ya, selama aku dapat menulis di lembaran baru itu, tak peduli bagian dari buku cerita siapa, bahkan ketika aku harus menulisnya dengan tinta darahku, selama aku tidak harus mencari lagi semua yang kucari, aku akan tetap bahagia.

Karena cinta dan bahagia tak harus memiliki.