Friday, December 24, 2010

Wisata Alam(?) Erupsi Merapi 2010



"Merapi bukan tontonan..."

Dalam perjalanan berangkat, kami membaca sepintas tulisan tersebut di salah satu plang di pinggir jalan. Sebenarnya ada lanjutannya tapi saya lupa apa, gak sempet moto soalnya sambil jalan agak ngebut. Kami sedikit memperbincangkan tulisan tersebut.

Bukannya justru bagus ya kalo orang tetep pada dateng kesana buat berwisata? Kan bisa jadi sumber pendapatan desa. Itung-itung bisa buat menutup sebagian kerugian yang diderita.

Under the Tent

Refreshments

Sesampainya di gunung, tepatnya di Dusun Ngrangkah, kendaraan bisa diparkir dan para wisatawan bisa berjalan-jalan dan menikmati pemandangan sebagai berikut:

Kabut. Itu kabut beneran bukan jamur di lensa. Lensa saya udah dibenerin anyway.

Tanah lapang yang tandus. Well, sebenarnya tanah itu adalah tanah vulkanik yang sangat subur, tapi karena baru terhempas awan panas, rumput-rumput pada mati, pohon-pohon tumbang, atau kalau masih berdiri yang tersisa tinggal batangnya.

Beberapa dinding dan pondasi rumah yang masih tersisa. Dan kalau dilihat dengan cermat, sebenarnya para wisatawan sedang berdiri di atas lantai rumah yang sudah kehilangan semua dinding dan atapnya dan sudah rata dengan tanah. Bahkan mungkin, para wisatawan sedang berdiri di atas jenazah korban merapi yang sudah terkubur dan tidak bisa dievakuasi! T.T

Lalu kami menyadari kenapa ada tulisan "Merapi bukan tontonan..." itu.

But still, walaupun agak ironis, kami merasa desa yang luluh lantah pasca erupsi ini dijadikan objek wisata adalah keputusan yang tepat. Warga bisa jadi tour guide untuk menceritakan tanah yang rata itu ini dulunya apa, bentuknya gimana. Kadang-kadang, walau agak jahat dikit, kendaraan gak boleh naik dan disuruh parkir di Lapangan Plunyon yang berada sebelum portal retribusi. Dari lapangan itu ke situs wisata jaraknya sekitar lima ratus meter, lumayan capek kalo jalan kaki karena jalannya menanjak. Akibatnya, warga yang punya motor seperti Mas Rinto bisa menjajakan jasa angkutan.

Haunted Joglo?

Go Green

Pemandangan yang sangat menarik justru kami temui sepanjang jalan dari portal retribusi ke atas dan sepanjang perjalanan turun. (Jalan naik dan turun dibuat berbeda oleh pengelola, karena terlalu sempit untuk dilewati mobil dua arah.) Kami benar-benar melewati desa mati, seperti di film Silent Hill. Rumah-rumah runtuh tinggal dindingnya, ada mushola yang atapnya sudah hilang tapi karpetnya masih ada, pakaian-pakaian berserakan....

Rasanya seperti naik wahana Istana Boneka di Dufan, jalan pelan-pelan sambil melihat kiri-kanan sekaligus wahana Arung Jeram karena jalannya bergelombang. Tapi ini yang dilihat bukan boneka dan kendaraannya mobil atau motor, bukan perahu. Foto-foto di atas adalah kondisi yang paling tidak menyedihkan. Saya gak tega ngasih liat foto yang serem :(

Kalikuning: Sebelum dan Sesudah Erupsi Merapi


Sebelum - Sesudah
Ini adalah Jembatan Plunyon. Saya gak punya foto "Sebelum" jadi saya minta fotonya teman KKN saya Adi Purwantoro. Itu yang jadi modelnya temen KKN saya juga namanya Rury. Oh iya, itu di foto "Sesudah" warna jembatan dan bukit-bukitnya emang gitu, gak dikasih efek apa-apa. Sedih betul T.T


Sebelum
Ini adalah foto di kali-nya. Biasanya orang pada lepas sendal dan main air di sini, termasuk saya dan teman-teman akuntansi waktu jadi maba makrab dulu tahun 2007. Kalo foto di atas adalah foto sama teman-teman KKN saya Agustus 2010 lalu.


Sesudah
Sekarang tebing di kiri-kanan kalinya gundul karena tanaman yang dulu tumbuh disana mati semua kena awan panas. Air di kalinya juga jadi lebih tinggi dan kotor, gak bisa lagi buat lepas sendal dan dimainin :(

Semacam passage yang dilewati Sam dan Mr. Frodo
Ki-ka: Clara, Tiwi, Intan. Maafkan aku teman-teman ini fotonya salah fokus. Foto yang fokusnya bener lebih gak lulus sensor hiks.

Tiket

Beruntung kami pernah KKN di sana, kami jadi kenal hampir semua warga desa yang menjadi pengelolanya. Setidaknya kenal muka. Kami jadi boleh hanya membayar karcis parkir saja dan tidak membayar karcis masuk per orang seharga lima ribu rupiah. Tapi habis kami senang karena dapet diskon, kami langsung menyesal, "Yah, harusnya kita bayar aja, kan kasihan mereka korban Merapi, hiks".


Pungli?

Yang agak menyebalkan sekaligus menyedihkan, hampir di setiap persimpangan jalan ada warga yang memblokir jalan sambil bawa kardus maksudnya untuk dimasukin uang sama yang lewat. Waktu berangkat, karena jalan utama macet dan ditutup dimana-mana, kami terpaksa lewat jalan rahasia yang gak banyak orang tahu.

Di jalan rahasia itu, setiap persimpangan benar-benar diblokir dan kami harus masukin uang ke kardus itu untuk bisa lewat. Dan yang paling tragis, warga yang memblokir jalan itu adalah anak-anak SD murid kami pas KKN dulu T.T--jadi gak ada fotonya, soalnya gak enak motonya.

Foto di atas masih mending karena warganya berdiri di pinggir jalan dan kami masih bisa lewat tanpa harus masukin uang ke kardus. Tapi akhirnya kami tetep masukin uang ke kardus mengingat mereka adalah korban Merapi.

Thursday, December 23, 2010

Desa KKN-ku Hari Ini

Foto oleh Sasa dan Wana

Beberapa hari yang lalu, saya bersama teman-teman saya Clara, Tiwi, Intan, dan Wana naik gunung untuk pertama kalinya setelah Merapi sudah aman. Kami mengunjungi beberapa 'objek wisata' erupsi Merapi dan tentu saja desa KKN kami, Desa Umbulharjo di Cangkringan.

Pilot

Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, terdiri atas beberapa dusun. Beberapa di antaranya adalah (urut dari selatan ke utara) Dusun Balong, Dusun Gondang, Dusun Kedungsriti, dan Dusun Pangukrejo. KKN-PPM UGM 2010 Unit 62 terdiri atas empat subunit yang bertempat di dusun-dusun tersebut.

Subunit pertama--kami menyebutnya Rumah 1--bertempat di Dusun Balong. Subunit kedua, Rumah 2A, di Dusun Gondang. Subunit ketiga, Rumah 2B, di Dusun Kedungsriti, dan subunit keempat, Rumah 3, di Dusun Pangukrejo.

Desa KKN Kita Hari Ini

Rumah 1, 2A, dan 2B alhamdulillah selamat dari masih kokoh berdiri meskipun bersih-bersih dari abunya setengah mati. Mbah Supar dan Mas Rinto, juragan Rumah 2A, rumah kkn saya, juga alhamdulillah sehat sentosa.

Ki-ka: saya, Mas Rinto, Mbah Supar (21-12-2010)

Yang sedih adalah Rumah 3 di Pangukrejo :( Dusun Pangukrejo adalah dusun terakhir yang terhempas awan panas. Dan Rumah 3 happened to be rumah terakhir yang terkena awan panas. Tetangga sebelah yang rumahnya hanya berjarak 10 meter di selatannya damai sejahtera. Allah Maha Besar.

Rumah 3
Warna abu-abu yang menyelimuti pekarangan itu adalah abu vulkanik. Dulunya tanah, warnanya cokelat, dan permukaannya tidak setinggi itu. Lebih jauh tentang Rumah 3 silakan mampir ke blog Clara, teman KKN saya yang tinggal di sana.

Kandang sapi yang kosong :(

Sapi-sapi di rumah Pak Waji (juragan Rumah 3) mati semua. Pak Waji menduga sapinya terbirit-birit meloncat keluar dari kandang ke jurang di belakang kandang untuk lari dari awan panas atau karena kesakitan terbakar awan panas. Yang tersisa dari sapi-sapi Pak Waji sekarang tinggal tulang-belulangnya.

Ini adalah tengkorak sapi Pak Waji yang masih baby, yang baru dilahirkan bulan Agustus yang lalu ketika kami KKN di sana. Saya lupa baby sapi dikasih nama apa :(

Instalasi biogas mahakarya Unit 62 juga naas nasibnya.

Ini adalah inlet, di mana bahan baku biogas (kotoran sapi) ditampung dari kandang. Pipa yang menyalurkan bahan baku dari kandang ke inlet patah tertimpa ranting-ranting. Sedihnya kalo inget betapa dulu Arip si calon drg. multitalenta bersusah payah ngaduk semen dan ngecor pondasinya.

Ini namanya saya lupa. Yang jelas di dalam tabung ini biogas dihasilkan kemudian disalurkan ke kompor di dalam rumah. Pipa dan selangnya udah rusak kena awan panas :(

Bolongan yang paling kanan adalah outlet, di foto ini outlet-nya dipenuhi kubangan air. Ayamnya Pak Waji diduga nyebur kesitu pas ada awan panas :(

Selain masalah hewan ternak, kendala yang diderita keluarga Pak Waji, Mbah Supar, dan warga Desa Umbulharjo lainnya adalah suplai air bersih. Selama ini warga desa menggunakan air dari mata air (yang tidak pernah berhenti mengalir. Airnya bersih, super dingin, dan tak terbatas. Tidak ada kran air atau penyumbat airnya di kamar mandi rumah-rumah KKN kami dan sebagian besar rumah warga lainnya. Sebab kalau disumbat, pipa-pipa yang mengalirkan air dari mata air ke rumah-rumah bisa meledak atau lepas-lepas.). Pasca erupsi merapi, sistem pengairan di desa rusak. Bukan mata airnya tercemar--insyaAllah mata airnya baik-baik saja--tapi pipa-pipa salurannya yang bermasalah.

Ketika kami berkunjung kemarin, sistem pengairan sedang diperbaiki. Keluarga Pak Waji alhamdulillah mendapatkan donasi air bersih. Tapi sayang Mbah Supar dan Mas Rinto tidak. Untuk keperluan makan dan minum mereka harus membeli air mineral. Untuk keperluan yang lain, mereka menampung air hujan T.T Mudah-mudahan pas main kesana lagi semuanya udah beres, amin.

Dalam perjalanan pulang, saya menyempatkan diri berfoto di gapura Dusun Gondang yang dulu saya dan teman-teman Rumah 2A pugar (baca: cat yang lama dikerok, diamplas, trus dicat ulang dengan sangat susah payah--pemugaran gapura menghabiskan puluhan Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) sendiri) dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan. Walau warnanya udah gak kinclong lagi, bahkan udah ada cat yang terkelupas lagi, gapura ini masih berdiri. Tinggal unit KKN tahun depan lah yang memugar gapura ini lagi hihi.


Dan ini adalah jembatan yang sering banget muncul di tivi jaman gempar-gemparnya liputan merapi. Saya gak tahu nama jembatannya apa. Jembatan ini juga merupakan tanggul yang dulu gak kalinya gak ada airnya sekarang dialiri pasir, lumpur, batu, dan material vulkanik lainnya.


Jawaban Atas Pertanyaan

Ya, desa KKN kita tercinta masih ada :)
Dan akan terus ada :)

Tuesday, December 14, 2010

Pengaruh Blackberry Terhadap Hubungan Percintaan - Bagian 3

Enam paragaf di bawah ini adalah paragraf-paragraf yang hilang dari post Pengaruh Blackberry Terhadap Hubungan Percintaan - Bagian 2. Semoga enam paragraf ini dapat membayar kekecewaan teman-teman.

Technology Advancement: *thumbsdown*

Tidak dipungkiri kemajuan teknologi mempengaruhi sikap dan perilaku para pasangan dalam kehidupan sehari-hari. Dulu ketika belum ada Facebook, Twitter, dan jejaring sosial lainnya, para pasangan bisa hidup tentram dan damai, saling percaya, tanpa dusta, tanpa curiga. Dunia mereka hanya sebatas ketemu orang, telepon, sms, YM dan WLM sudah menjadi sarana komunikasi yang paling mutakhir.

Sekarang setelah ada Facebook dan situs-situs jejaring sosial lainnya, dimana setiap orang bisa bertemu orang baru dari mana saja dan kapan saja, dimana setiap orang bisa bertemu kembali dengan mantan pacar yang sudah belasan tahun lamanya tidak tahu kabarnya, risiko terjadinya “main hati” meningkat.

Lebih lagi dengan menggunakan Blackberry, mengingat betapa pintarnya telepon itu seperti yang telah dibahas dalam post sebelumnya, akses terhadap jejaring sosial tersebut menjadi sangat mudah. Blackberry menjadi sangat berbahaya bila dipegang oleh laki-laki atau perempuan yang genit dan mudah tergoda atau yang menyukai “tantangan” misalnya untuk menguji seberapa “sakti” dirinya dalam me-maintain sebanyak-banyaknya “teman” lawan jenis tanpa ketahuan pasangannya.

When a BF/GF Turns Into a Holmes

Melihat risiko terjadinya fenomena seperti tersebut di atas, para pasangan menjadi agak paranoid. Kemudian mereka merespon dengan sikap yang lebih skeptis dan protektif. Mereka jadi tidak mudah percaya begitu saja percaya pada pasangannya. Mereka jadi punya kecenderungan untuk melakukan investigasi, spionase, vouching, tracing, dan hal-hal aneh lainnya yang seharusnya hanya dilakukan oleh auditor dan badan intelijen! T.T

Sebenarnya saya sudah membuat uraian bagaimana Blackberry digunakan untuk “memantau” aktivitas pasangan terutama di dunia maya, tetapi uraian tersebut tidak lulus sensor karena dirasa tidak etis dan dikhawatirkan akan mencerai-beraikan para pasangan. Yang jelas, Blackberry membuat semua penggunanya menjadi stalker ulung, dengan caranya sendiri-sendiri.

Kadang-kadang saya berpikir, what happened to the so-called “trust-based relationship”? :( Hubungan percintaan kan harusnya berlandaskan kepercayaan. Blackberry berpotensi membuat para penggunanya mengalami—saya tidak tahu apa istilahnya—semacam gangguan kepercayaan dalam kehidupan percintaannya (true story! I have been watching my friends' behavior T.T). Itulah sebabnya saya pikir saya akan berhenti memakai Blackberry ketika sudah punya pacar dan menikah nanti.

Monday, December 13, 2010

Pengaruh Blackberry Terhadap Hubungan Percintaan – Bagian 2

Pengaruh Blackberry Terhadap Hubungan Percintaan: The Bad Thing

Blackberry, seperti yang telah disebutkan dalam post sebelumnya, adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, Blackberry sangat bermanfaat karena memudahkan manusia terutama para pasangan yang sedang terpisah jarak dan waktu untuk berkomunikasi secara timely—Blackberry mendekatkan yang jauh. Namun di sisi lain, Blackberry juga memiliki banyak mudarat—Blackberry menjauhkan yang dekat, seperti yang akan dibahas berikutnya.

The Dining Table

Pasti teman-teman pernah melihat—atau bahkan pernah mengalami—fenomena di mana satu keluarga berencana yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak; atau sebuah geng yang terdiri dari tujuh orang wanita; atau sepasang kekasih; (ceritanya) sedang makan bersama di sebuah restoran. Mereka duduk berhadapan di meja yang sama, tetapi mereka tidak mengobrol. Mereka hanya diam, menunduk, dan memandangi sambil memijit-mijit kotak kecil yang mereka pegang. Teman-teman bisa menerka sendiri apa kotak kecil itu.

Sungguh manusia ber-Blackberry berada dalam kerugian apabila waktu berkumpul bersama yang seharusnya menjadi kesempatan untuk meningkatkan kualitas hubungan dengan keluarga, kerabat, dan kekasih, malah dihabiskan untuk BBM-an (chatting menggunakan Blackberry Messenger) dengan teman yang entah dimana, atau meng-update status Twitter menggunakan Foursquare.

Tak adakah sedikitpun penghormatan bagi partner makan kita yang sudah meluangkan waktu untuk makan bersama? Atau kalau partner makan kita juga sibuk ngeliatin Blackberry-nya, tak adakah sedikitpun penghargaan untuk diri kita sendiri? Masa udah jauh-jauh dan mahal-mahal makan di restoran kerjaan kita cuma mainan Blackberry doang? Sayang banget!

Some Things are Better Left Unknown

Banyak potensi pertengkaran yang muncul di antara sepasang kekasih karena penggunaan Blackberry. Contoh yang pertama sudah disebutkan pada post sebelumnya, ketika pesan di BBM sudah read tapi tidak segera dibalas.

Contoh lain adalah kalau SMS atau BBM tidak dibalas tapi pasangan sudah bermain Twitter, atau sudah bermain Facebook, atau sudah mengupdate status dan mengganti foto BBM—itu artinya pasangan sudah memegang hapenya tetapi tidak serta merta membalas pesan. Apalagi kalau update-an status-status-nya adalah hal-hal yang belum diketahui pasangannya sebelumnya.

Pendek kata, Blackberry membuat para pasangan menjadi serba tahu, padahal terkadang ada hal-hal yang lebih baik tidak diketahui, atau diketahui tapi langsung dari pasangan sendiri. Karena memang itu poinnya being in a relationship, bukan? Getting to know each other from each other, bukan dari “memantau” kehidupan pasangan di dunia maya ataupun jaringan per-Blackberry-an.

Epilog

Kalo saya pribadi sih, kayaknya mau berhenti pake Blackberry kalo udah punya pacar atau udah menikah. Tapi kata teman saya kalo udah makin tua Blackberry dipake buat kerja T.T Saya bingungs.

Tuesday, December 7, 2010

Pengaruh Blackberry Terhadap Hubungan Percintaan - Bagian 1

Pengaruh Blackberry Terhadap Hubungan Percintaan: The Good Thing

Intro

Blackberry Smartphone. Saya berasumsi teman-teman sekalian sudah tahu benda apa itu. Singkat cerita, seperti namanya, Blackberry adalah telepon yang pintar. Selain digunakan dalam dunia bisnis, Blackberry juga marak digunakan oleh muda-mudi dalam pergaulan. Hal ini memang merupakan distorsi dari tujuan semula diciptakannya Blackberry dan menimbulkan banyak perdebatan terutama antara kalangan sosialis versus kapitalis.

Para sosialis mengatakan bahwa penggunaan Blackberry adalah perilaku konsumtif, banyak orang yang tidak rasional dengan membeli Blackberry secara kredit dan terseok-seok dalam pelunasannya hanya untuk gaya-gayaan doang, to impress people who hate them. Aneh? Memang. Belum lagi masalah nilai moral dan gaya hidup yang bergeser seperti “Anak SD udah dikasih hape, anak SMP udah dikasih BB, mau jadi apa bangsa Indonesia 10 tahun lagi? Anak SMA juga masih netek ibunya gayanya udah selangit, petentengan di mol bawa-bawa BB.” (Believe me, they have their reasons saying that.)

Di sisi lain, para kapitalis berpendapat bahwa penggunaan Blackberry sah-sah saja. Apabila dihitung secara matematis, ketika komunitas Anda ber-Blackberry semua, dengan menggunakan Blackberry pengeluaran per bulan Anda untuk pulsa akan jauh lebih murah karena pulsa sudah menjadi fixed cost yaitu pulsa untuk berlangganan Blackberry Intenet Service. Dulu, pulsa menjadi variable cost karena orang butuh menelepon. Sekarang, dengan messenger-messenger yang aktif menggunakan Blackberry, secara umum orang tidak butuh menelepon lagi karena sudah bisa berkomunikasi menggunakan messenger-messenger itu. (Konteks: muda-mudi.)

Enough big talk of idealism, perdebatan di atas tidak akan pernah selesai karena mereka membahas dari sudut pandang yang berbeda. Jadi sekarang kita kembali ke judul dan membahas efek riil Blackberry dalam kehidupan kita.

Chorus

Kecerdasan Blackberry si telepon yang pintar adalah pedang bermata dua. Dalam post ini akan dibahas dulu mata pedang yang pertama: the good thing. Mata pedang yang kedua: the bad thing, akan dibahas pada post berikutnya.

The good thing about Blackberry adalah Blacberry amat sangat memudahkan manusia untuk berkomunikasi. Semua jalan kita untuk menghubungi dan dihubungi rekan-rekan: ON. Telepon, SMS, e-mail, Facebook, Twitter, para messenger (YM, MSN, Google Talk, dan masih banyak lagi), dan tentu saja, Blackberry Messenger. Dan fitur “PUSH” yang menjadi ultimate feature Blackberry adalah surga—saya mendoakan siapapun penemunya agar dia masuk surga.

Contoh PUSH: langsung ada notification ketika ada email masuk, dan bisa langsung dibuka dan direspon atau dihapus. Langsung ada notification di Blackberry ketika ada mention di Twitter. Notification Facebook pun di-PUSH ke Blackberry kita. Nyaman sekali T.T Semudah menerima dan membalas sms.

Bandingkan dengan tidak memakai Blackberry. (Sama sekali gak ada maksud buat ngatain lho, ini cuma membandingkan tingkat kenyamanan saja.) Buat liat ada e-mail masuk apa enggak harus buka email-nya: yahoo.com, gmail, dll. Buat liat ada notification Facebook/Twitter apa enggak harus masuk ke facebook.com dan twitter.com atau pake TweetDeck atau Snaptu.com dan lain-lain.

Mungkin kedengarannya, “Ah, Facebook, Twitter, apa pentingnya sih?” Jujur saya sendiri pernah merasa demikian melihat gemparnya promosi “bisa mainan Facebook dan Twitter” oleh telepon-telepon seluler buatan China. Saya pikir, “Oh berarti memang target market mereka adalah orang-orang yang desperate pengen ngeksis di dunia maya.” Kemudian saya menghadapi laptop saya hari ini, memuja-muji Blackberry dengan fitur push push push termasuk “push-Facebook” dan “push-Twitter”-nya, seolah-olah itu penting. Ternyata itu memang penting!

Dalam hubungan percintaan, hal-hal tersebut di atas sangat bermanfaat bagi para pasangan, baik yang sudah jadian maupun yang sedang dalam tahap pendekatan, yang sedang terpisah oleh jarak dan waktu. Sharing jadi sangat mudah dan nyaman untuk dilakukan, sehingga walau jauh di mata, tetap dekat di hati.

Timeliness: A True Story

Barbara dan Alex akhirnya jadian. Tapi habis jadian mereka harus berpisah benua karena Alex harus menempuh pendidikan S2. Mereka tidak bisa menelepon, mereka tidak bisa sms. Lalu bagaimana mereka berkomunikasi? Ya lewat e-mail, wall-wall-an di Facebook, webcam-an pake Skype (webcam-an pake laptop, gak pake Blackberry).


Dengan Blackberry-nya, Barbara bisa langsung menjawab segala bentuk komunikasi dari Alex di Kutub Utara as soon as notification-nya tiba. Barbara bisa langsung menunjukkan—bukan hanya menceritakan—bagaimana kabar ibu Alex, sudah setinggi apa kemenakan Alex sekarang, dan masih banyak lagi dengan cara memotret atau merekam video dan mengunggahnya ke Facebook atau Twitter, atau mengirimkannya menggunakan file transfer Yahoo Messenger, dan Alex di Kutub Utara bisa langsung melihatnya dan memberikan respon.

Blackberry Messenger

Dalam kisah Alex dan Barbara, hanya Barbara seorang yang bersenjata Blackberry. Dalam kisah Carlos dan Maria, keduanya bersenjatakan Blackberry. Menggunakan Blackberry Messenger (BBM), Carlos yang seorang traveler dapat dengan sangat mudah dan cepat bercerita kepada Maria yang seorang auditor sedang ada di mana, memotret bangunan lucu atau pemandangan indah ketika sedang berada di suatu negara. Online real-time dan sangat timely. Bukan hanya foto atau video yang bisa di-share melalui BBM, tetapi file apa saja.

Salah satu fitur Blackberry Messenger yang sangat bermanfaat adalah status message-nya. Di Short Message Service atau lebih kita kenal dengan SMS, kita hanya tahu status pesan kita pending, sent, dan delivered. Di BBM, status pesannya ada sent, delivered, dan read. Sent berarti pesan kita sudah terkirim ke operator BIS, delivered berarti sudah terkirim ke handheld teman BBM kita, dan read berarti sudah dibaca.

Fitur ini bermanfaat untuk menghindari pertengaran tipikal sepasang kekasih semacam “Kamu kok gak bales SMS-ku??? >.<” yang sebenarnya penyebabnya adalah memang pesannya belum dibaca (status message-nya masih delivered belum read). Tapi masalah yang satu selesai, masalah lain muncul, semacam “BBM-ku udah read tapi gak dibales??? >.<”.

Outro

Mungkin teman-teman pernah dengar tagline ‘Blackberry. Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat.’ Dalam post ini sudah dibahas ‘Blackberry mendekatkan yang jauh’. Membaca ceritanya saja saya yakin memang belum cukup. Teman-teman harus mencobanya sendiri dan merasakan kepintaran Blackberry!

Tapi kalau teman-teman mau berangkat beli Blackberry sekarang juga, tahan dulu. Masih ada bahasan ‘Blackberry menjauhkan yang dekat’ di post berikutnya, Pengaruh Blackberry Terhadap Hubungan Percintaan: The Bad Thing.

Sunday, December 5, 2010

Ketika Ketakutan Merajalela

Difoto pake lensa kit saya setahun yang lalu abis baru beli. Bebas abu bebas jamur.

Tenang, ini bukan foto pacar saya. Ini adik saya, nama lengkapnya Prasojo, panggilannya Jojo. Adik saya baru saja masuk perguruan tinggi tahun ini. He's 18, single, and available. Tapi saya bukan mau promosi dan mencarikan jodoh untuknya di sini. Saya ingin berbagi kisah adik saya yang malang.

Selasa yang lalu, Jojo secara tidak sengaja menyerempet motor orang. Kebetulan pengendara motor yang diserempetnya itu adalah warga negara Indonesia yang berasal dari suku yang terkenal sadis dan galak. Jojo ketakutan. Ia diancam pake pistol, entah pistol beneran apa pistol mainan.

Setelah menyuruh Jojo mengikutinya kemana-mana, pria mengerikan itu akhirnya menepi dan meminta Jojo meminjamkan hapenya untuk menelepon bosnya. Dan sambil menelepon bosnya, pria mengerikan itu menyuruh Jojo ke ATM untuk mengambil uang buat ganti rugi. Jojo patuh. Dan ketika Jojo kembali, pria mengerikan itu sudah lenyap bersama hape Jojo (baca: Blackberry Onyx gratisan hadiah dari bank).

Sounds very stupid indeed. Tapi mau gimana lagi, ketika ketakutan sudah merajalela, akal sehat tidak lagi bisa bekerja. Saya juga kalo di posisi Jojo kayaknya akan melakukan hal yang sama: nurut-nurut aja. Mengingat: orang itu berasal dari suku yang terkenal sadis dan galak, perilakunya gak bisa ditebak. Kalo sampe itu pistol beneran, bisa aja dia kesel trus Jojo langsung ditembak ditempat. Serem banget T.T Apalagi di Jakarta. Kasus pembunuhan suka-suka cuma gara-gara kesel doang bukan lagi berita baru.

Semoga pengalaman ini bisa diambil hikmahnya dan cukup Jojo saja yang mengalami. Amin. Oh iya, Jojo udah beli hape lagi, Blackberry Gemini, pake duit mecahin celengan. Kasian T.T