Desa Umbulharjo terletak di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta. Secara geografis, sebelah barat Desa Umbulharjo berbatasan dengan Desa Hargobinangun Kecamatan Cangkringan, sebelah timur berbatasan dengan Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan, sisi selatan berbatasan dengan Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan, dan sisi utara berbatasan dengan Gunung Merapi. Desa Umbulharjo memiliki luas wilayah sebesar 264,2 Ha dan terletak 600 sampai dengan 900 m di atas permukaan laut. Desa Umbulharjo terdiri atas 9 buah dusun, 1317 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 4380 jiwa.
Saya ngopi paragraf di atas bukan dari Metro TV, tapi dari proposal KKN unit saya yang dibikin 7 bulan yang lalu. Who knew my KKN village would be so popular? T.T
Tepat dua bulan yang lalu, tanggal 31 Agustus 2010, KKN-PPM UGM Unit 62 yang beraksi di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY, kembali ke kota. Kami upacara penarikan di Kantor Kecamatan Cangkringan, dinasihati Pak Bejo Mulyo, S.Pd. di Balai Desa Umbulharjo, perpisahan sama bapak ibu juragan pondokan.
Hari itu balai desa sepi. Cuma ada Pak Lurah Bejo Mulyo S.Pd, sekdes, dan mobil mereka yang diparkir di halaman. Plang-plang “Barak Evakuasi Umbulharjo, “Titik Kumpul Pengungsi”, dan kawan-kawannya waktu itu cuma sekadar plang yang tidak berarti~ makanya gak ada fotonya. Gak pernah terbesit di otak saya dan semua teman KKN saya balai desa itu bakal benar-benar jadi tempat ngungsi.
Balai Desa Umbulharjo. Courtesy foto: Adi Purwantoro.
Gak ada muka saya, waktu itu lagi di Posyandu zzz.
Gak ada muka saya, waktu itu lagi di Posyandu zzz.
Demi Tuhan ini bukan saya yang pegang kamera soalnya saya ada disitu~ gosong.
Maksudnya foto ini: buat dibandingin sama foto dapur darurat ntar di bawah.
Maksudnya foto ini: buat dibandingin sama foto dapur darurat ntar di bawah.
Don't mind the model nor the colour of the picture. Ini difoto pake lensa jamuran, tapi waktu itu belom dong kalo itu jamuran. Lagi males ngedit foto juga. Yasudalah~ haha.
Maksudnya foto ini: Balai Desa Umbulharjo kosong melompong, cuma ada Gya in action.
Maksudnya foto ini: Balai Desa Umbulharjo kosong melompong, cuma ada Gya in action.
Hari ini, tanggal 31 Oktober 2010, dua bulan kemudian, Desa Umbulharjo lebih sepi lagi. Dari yang saya baca, di sana hampir tidak ada tanda-tanda kehidupan. Yang tersisa tinggal tentara-tentara yang jagain desa biar gak ada penjarahan harta benda. Lebih lagi setelah erupsi tanggal 30 Oktober 2010 dini hari yang abunya sampai ke Bantul. Saya kayaknya bisa bayangin desa kkn saya jadi desa mati :|
“Kita udah ngungsi ke rumah sodara di deket Prambanan, Mbak,” kata Mas Rinto di smsnya.
“Alhamdulillah, ati-ati ya Mas di sana, terus kabarin kita,” jawab saya.
“Iya Mbak. Takut rumah ancur mbak…”
Sedih banget bacanyaaa T_____T Ya emang takut siiih T.T Gak bisa ngebayangin rumah Mbah Supar, Bu Kedah, dan Pak Waji sekarang bentuknya kayak apa. Di kosan saya Jakal km. 5.6 aja debunya tebelnya 2cm dan abu belom berhenti terbang-terbang. Gimana disanaaa? T.T
Saya, Clara, Aci, Tiwi, Intan sangat bersyukur udah sempat kesana buat nengokin Mbah Supar, Mas Rinto, Pak Waji, Bu Waji, dan Elis dan mengantar sumbangan buat para pengungsi.
Ini foto Balai Desa Umbulharjo yang jadi tempat pengungsian tanggal 29 Oktober 2010 siang. Masih aman tentram dan damai… Gak nyangka banget, siangnya kami kesana, malemnya Merapi meletus lagi dan hujan abunya sampai Bantul…
Besok, akankah desa kkn kita tercinta masih ada? T.T
Buat kita kunjungi lagi...
Main ke rumah Mbah Supar dan Mas Rinto bawa Jogcik, soan ke rumah Bu Kedah, bawain oleh-oleh buat Pak Waji dan Bu Waji sama Elis, masak pakai kompor biogas bikinan kita...
Nengokin adek-adek dan bapak ibu guru SD Gondang dan SD Pangukrejo...
Main bola sama pemuda desa: Mas Acong, Mas Ristanto, Mas Arif, Mas Wahyu...
Foto-foto di Merapi View, Jembatan Plunyon, dan Kali Adem...
Belanja di Tumbuh Minimarket dan makan Tumbuh Fried Chicken...
Ngasih makan sapi di rumah Pak Waji…