Tuesday, May 24, 2011

Teman Datang dan Pergi


GCGC Xacti

Saturday, May 7, 2011

Ayo!

Approximate reading time: 3 minutes.

Teman-teman pasti udah bosen baca atau denger kampanye "Selamatkan Bumi Kita" yang kita disuruh-suruh kurangi penggunaan plastik, hemat air dan listrik, bepergian dengan jalan kaki atau naik sepeda, dan kawan-kawannya. Gak ada yang salah dengan itu, itu memang benar sekali, tapi bagi kita yang sudah melakukan itu semua setiap hari pasti merasa ingin melakukan sesuatu yang lain, yang lebih dari itu untuk Bumi. Beruntunglah kalian, kali ini saya mau berbagi beberapa cara mudah yang lain yang mudah-mudahan gak cliche, untuk menyayangi Bumi kita.

1/ Ayo menyetir dengan bijaksana!
Menyetir motor atau mobil dengan bijaksana adalah menyetir sesuai dengan kebutuhan kita dan kondisi lalu lintas. Contoh: ketika kita lagi perlu buru-buru, nggak apa-apa kita ngebut, asal kondisi lalu lintas memungkinkan: jalanan kosong, atau jalanan rame juga gak apa-apa yang penting semuanya ngebut misalya kayak di jalan tol. Tapi walaupun kita lagi buru-buru, kita sebenernya gak perlu tetep gas pol kalo di depan udah keliatan lagi lampu merah dan ijo-nya masih 40 detik lagi.

Kita bisa lepas gas dari jauh, supaya kecepatan berkurang pelan-pelan, jadi gak perlu ngerem kenceng-kenceng buat berhenti. Atau bisa juga dikira-kira biar pas sampai lampu merahnya pas lampunya udah ijo, jadi malah gak perlu berhenti. Ini bisa menghemat bahan bakar (ketika kita lepas gas, katup yang mengalirkan bensin dari tengki ke mesin itu ketutup, jadi bahan bakar gak ngalir, dan sebaliknya), dan menghemat kampas rem.

Intinya adalah minimalisasi akselerasi kendaraan. Semakin stabil kecepatan kita, misalnya stabil di 80 km/jam, atau stabil di 40 km/jam, semakin hemat konsumsi bahan bakar kita. Semakin kalem kita menyetir, semakin irit pula bensin kita. Nyetir dengan kalem bukan berarti pelan-pelan lho. Nyetir dengan kalem itu maksudnya gak ngegas-ngerem-ngegas-ngerem dan lempeng-lempeng aja, gak zig zag atau ugal-ugalan kayak di film-film.

Menyetir dengan bijaksana bukan hanya menyayangi isi dompet dan persediaan minyak bumi, tapi juga bisa mengurangi global warming. Pasti teman-teman tau lah kalo kita pindah gigi dan ngegas, knalpot kita akan mengeluarkan asap relatif lebih banyak. Jadi semakin dikit ngegas-ngegas (again, menyetir dengan kalem dan stabil), semakin dikit asap-asap jahat keluar dari knalpot.

2/ Ayo masak mi instan pakai air kran!
Mungkin masih ada di antara kita yang masak mi instan pakai air dari galon atau dari kendi penyimpanan air matang. Itu sebenarnya mubazir banget. Kenapa? Karena toh buat masak mi instan, kita akan mendidihkan airnya, yang mana disepakati ketika air mendidih, air itu bebas kuman. Gak peduli air itu dari kran atau dari galon, yang namanya mendidih ya bebas kuman.

Jadi sama-sama bebas kumannya, daripada kita ngabisin gas elpiji (atau minyak tanah, atau kayu bakar) buat memasak kembali air yang sudah matang atau air mineral yang sudah higienis, mendingan kita masak aja air dari kran, trus air yang sudah matang dipake minum atau buat masak yang lain yang ketentuannya gak pakai air mendidih :D

3/ Ayo pilih tempat tinggal yang eco-friendly dan hemat energi!
Tempat tinggal yang eco-friendly contohnya: yang kalau siang sinar matahari bisa menerangi seisi rumah, jadi gak perlu nyalain lampu dan bisa hemat listrik (biasanya rumahnya berjendela besar atau dikasih void). Contoh lain: yang langit-langitnya tinggi biar udaranya sejuk, jadi gak perlu pake AC atau kipas angin. Contoh lagi: yang kamar mandinya gak pake bak mandi, tapi pake shower, karena mandi pakai shower terbukti lebih hemat air daripada jebar-jebur pakai jebor.

Cara nomor 3 ini memang gak bisa kita lakukan setiap hari, karena gak setiap hari kita bikin desain rumah atau milih kosan yang eco-friendly dan hemat energi. Bahkan mungkin kita hanya bisa melakukannya cuma satu kali seumur hidup. So we have to make it count! :)

Kiat-kiat di atas sudah mengalir dalam darah saya karena itu adalah ajaran ibu saya. Jadi saya sudah melakukannya setiap hari. Teman-teman juga yuk! Kalau teman-teman merasa artikel ini bermanfaat, boleh loh disebar :) Ayo!

Treasure

Untuk pertama kalinya selama belasan tahun belajar bahasa Inggris saya mengikuti kelas persiapan tes. Bos saya di Jakarta tidak pernah mau berinvestasi di kelas persiapan tes kecuali kalau memang mau tes dalam waktu dekat, tapi pada kenyataannya dulu pas mau TOEFL ITP juga mereka bilang "udah belajar sendiri aja beli bukunya" zzz. Ya, mereka memang pelit kadang-kadang. Sampai akhirnya saya ikut kelas IELTS Preparation di Cilacs UII Demangan ini adalah sebuah hasil dari teror dan tangis darah yang saya lancarkan pada bos-bos saya hahaha.

Ternyata beda banget kelas persiapan tes sama kelas General English yang saya ikuti selama ini. Di kelas General English, kita mempelajari bahasanya: grammar, vocabulary, dan lain-lain. Di kelas persiapan tes, kita belajar gimana menggunakan bahasanya. Kalo kata instruktur kami Mr. Imam, di kelas ini kita akan belajar cara termudah untuk dapet skor setinggi mungkin. Yang paling berkesan buat saya adalah pelajaran writing, di mana kita diajarin bikin laporan dan nulis essay yang bagus. Soalnya pelajaran ini gak cuma berlaku di IELTS doang, tapi ini adalah pelajaran academic writing yang berterima umum. Belum pernah saya merasa dapet pencerahan secerah ini sebelumnya, sampe di kelas itu saya gak pengen ngecek hape, ngobrol, ataupun surat-suratan sama temen sebelah. Mr. Imam 'there you go' sakti sekali, hahaha.

Beranjak dari keinginan untuk membangkitkan kembali memori-memori rasanya kuliah yang hampir mati sejak berakhirnya semester kemarin, saya memutuskan untuk ikutan les yang diinisiasi oleh Mr. Faiz ini. Pas disebutin siapa aja yang bakal ikutan, saya merasa sangat bahagia. Mereka tak lain tak bukan adalah teman-teman Kelas C saya dulu: Azka Mr. Global, Haryadi Mr. Cool, Mr. Faiz, Mr. Kuma, Agha Mr. Who Cares, dan (semacam) geng saya dari Kasukabe (nama bekennya Kelas B) Miss Clara, Miss Tiwi, Miss Debie, Mr. (Roy) Suryo, dan Bastanta Mr. Hedonist, dan tak ketinggalan Mr. Abang Jaesa ganteng dari Kelas A. Sooo nostalgic :')


Ki-ka: Jaesa, Agha, Haryadi, Debie, Suryo, Mr. Imam, Faiz, Sasa, Tiwi, Azka, Kuma. Clara dan Bastanta, S.E. lagi pulang ke Jakarta jadi gak ikutan foto. Kasihan.

Bersama mereka lah saya kuliah dan belajar bersama di semester pertama saya di FEB, dan ternyata saya ditakdirkan untuk belajar bersama mereka lagi di (mudah-mudahan) semester terakhir saya di Jogja.