Friday, March 15, 2013

A Jobseeker's Story - Part 2

3. Astra, Oktober 2011.
Pada pertengahan Oktober 2012, saya ikutan jobfair di ITB. Di jobfair ITB ini saya gak banyak ngedrop CV karena kebanyakan lowongannya adalah buat para engineer. Dari segelintir perusahaan yang buka lowongan buat anak akunting, Astra-lah yang manggil saya buat tes. Teman-teman pasti udah tahu tahapan tesnya, mulai dari psikotes di lokasi jobfair, terus interview HR masih di lokasi jobfair, terus kalau lolos lanjut interview user di kantor Astra-nya. Kebetulan tes Astra ini adalah rekrutmen massal pertama yang saya ikuti. Untuk pertama kalinya saya berkumpul sama ratusan jobseeker lain, agak desek-desekan, nunggu lama, yah bisa dibilang akhirnya saya tahu rekosone nggolek gawe :')

Di rekrutmen Astra ini juga pertama kalinya saya psikotes yang menggambar di 8 kotak, terus gambar manusia lengkap, sama gambar pohon berkayu. Saya gak ngerti apa-apa, kayak misalnya gambar pohonnya harus ada akar batang daun ranting buah dan sebagainya. Waktu itu saya tes bareng teman saya Zaldy (mungkin teman-teman masih ingat post setahun yang lalu ini hehe), dan habis tes saya baru diajarin kalau disuruh gambar manusia harus gimana, kalau gambar pohon harus gimana, dan trik-trik berbagai macam tes yang dia tahu dari USM ITB tahun 2008 silam.

Hasilnya sendiri, alhamdulillah lolos sampai interview HR, tapi gak lolos buat interview user, hahaha.

4. Exxon Mobil, Oktober 2011.
Saya gak merasa pernah daftar Exxon Mobil, tapi tiba-tiba dipanggil sama ECC UGM buat interview di Jogja. Tentu saja saya datang! :D Kebetulan hari interview Exxon itu adalah hari sahabat-sahabat saya Vania dan Citra sidang dan lulus, jadi pas banget timingnya.

Interview Exxon ini gak ada yang istimewa, cuma ditanya tentang diri kita. Saya malah cerita tentang foto panggung dan liputan konser, dan saya semakin semangat karena yang nginterview juga antusias banget (padahal gak relevan). Jelas saya tidak lulus, wong mereka nyari akuntan bukan fotografer :D

5. CNOOC, November 2011.
CNOOC adalah singkatan dari China National Offshore Oil Corporation. Yah dia kayak Pertamina tapi punyanya Cina gitu. Karena dia offshore, tambang minyak offshore di Indonesia kan adanya emang baru di Kepulauan Seribu, jadi saya pikir kalau saya keterima kerja di sana paling jauh di tempatkan di Kepulauan Seribu hihihi. Saya tahu CNOOC ini dari Zaldy, karena pas kuliah dulu dia KP di sana. Kalau gak ketemu Zaldy lagi tahun 2011, saya gak bakal tahu ada perusahaan minyak namanya CNOOC ini.

Nah, tes di CNOOC ini bisa dibilang adalah tes yang paling gimanaaa gitu. Kalau gak salah ada tiga tahap, yang pertama adalah psikotes dan TOEIC, kalau lolos lanjut interview user, dan kalau lolos lagi terakhir interview HR. Seperti hampir semua tes yang pernah saya ikuti, saya lolos tahap pertama. Tapi tidak seperti sebelumnya, kali ini dengan cukup sulit.

Psikotesnya CNOOC gak umum, bukan CFIT Skala 3 Bentuk A buatan LPT UI, atau tes-tes sejenis Astra. Saya lupa lupa ingat bentuk tesnya apa aja, kalau gak salah ada tes mekanika dasar, terus disuruh lihat / dengar pola tertentu selama berapa menit, lalu didiktekan pertanyaan dan disuruh jawab berdasarkan ingatan selama beberapa menit tadi, dan ada beberapa bentuk tes lain. Yang jelas, saya ingat betul psikotesnya CNOOC ini sangat fun dan challenging, jauh dari membosankan.

Begitu pula tes bahasa inggris nya, TOEIC sungguhan. Waktunya dua jam dan saya benar-benar putar otak untuk menyelesaikannya. Saya merasa seluruh kemampuan saya berbahasa inggris terpakai secara komprehensif di TOEIC nya CNOOC ini. Capek banget, tapi senang. Ditambah lagi abis tes, kita dikasih duit! Tes tahap pertama ini kan selesainya lewat jam makan siang, nah pas pulangnya para kandidat dikasih amplop masing-masing berisi duit Rp135.000,- :D Judulnya uang transport dan makan siang hahahahaha.

Proses pengumuman lanjut ke interview user apa enggak-nya pun sangat menegangkan. Jadi waktu itu saya psikotes dan TOEIC hari Rabu, HR nya bilang pengumumannya maksimum hari Jumat. Kalau kandidat dikirimi email, berarti gak lolos. Kalau ditelpon, berarti lolos. Alhasil selama dua hari Kamis dan Jumat itu saya gualaaauuu nungguin henfon saya berdering. Setiap ada email masuk deg-degkan, takut banget itu email dari CNOOC. Sampai akhirnya, hari Jumat sore, saya ditelpon dan diundang interview user minggu depannya! Horaaay!

Saya pun mempersiapkan diri dengan mempelajari isu-isu accounting publikasinya PwC dan KPMG berkaitan dengan oil company, termasuk penerapan IFRS yang akan dimulai tahun depan (2012). Menurut saya waktu itu, persiapan teknis saya sudah cukup matang.

Akhirnya datanglah saya kembali ke gedung BEI untuk diinterview oleh lima orang user, bos-bos finance and accounting. Soal teknis saya ditanyain current issue akunting, skripsi saya dulu, sama rencana menikah. Alhamdulillah bisa jawab dengan lancar walaupun pas jelasin bedanya IFRS sama GAAP pakai contoh leasing gak bisa jawab kenapa operating lease lebih favorable buat perusahaan ketimbang capital lease, sehingga sebisa mungkin gimana caranya biar kalo leasing dicatetnya jadi operating lease.

Yang bikin sedih adalah soal-soal nonteknis. Satu dari 5 interviewer saya kayak “menyayangkan” saya gak ngambil brevet pajak, suka nulis tapi gak pernah nulis paper tentang accounting, dan kenapa saya lulus Juni (2011) tapi sampe sekarang (November) belum dapet kerja. Pasalnya, dia ngeliat hobi dan kegiatan-kegiatan ekstra saya pas kuliah gak ada hubungannya sama akuntingnya sama sekali, dan saya dicap sebagai manusia otak kanan. “Akunting otak kiri loh,” kata bapaknya. Sampe sekarang masih ringing di kepala saya kata-kata bapaknya, “Kamu suka angka-angka gak sih? Kamu suka detail gak? Kamu sebenernya suka accounting gak sih?

Sejujurnya, saya biasa aja sama angka-angka. Gak benci, gak suka juga. Saya suka detail. Suka. Kalo accountingnya sendiri… yaaa gimana yaaa mau gak mau harus suka. Secara saya kuliahnya akunting, udah lulus pula. Udah sarjana lho dengan IPK cum laude. Tapi soal otak kanan itu, saya gak merasa otak kanan saya pinter juga. Saya gak bisa gambar, cuma bisa main musik dikit, foto juga gitu-gitu aja. Perihal seni itu cuma suka suka doang, hobi. Gak bisa diseriusin buat menyambung hidup. Tapi tentu saja saya gak ngomong yang sejujurnya. Entah apa yang akhirnya saya katakan buat pertanyaan itu, saya juga lupa. Yang jelas jawabannya pasti gak oke karena saya gak bisa berbohong secara spontan.

Selesai interview, saya gak puas. Actually, saya emang gak pernah puas setiap abis interview. Selalu ada penyesalan kayak, “Ah, I shouldn’t have said that. I should’ve said this instead.” atau, “I wish I had studied.” Saya selalu mengambil pelajaran dari setiap interview yang saya ikuti dan alhamdulillah penyesalan-penyesalan yang terjadi sebelumnya tidak pernah terulang. Tapi walau begitu, tetep aja saya gak pernah berlenggang dari ruang interview berikutnya dengan rasa menang dan senang. Selalu aja ada penyesalan lain.

Dan yang lebih memilukan lagi dari hari itu, bapaknya bilang ke saya pengumumannya bakal 3-4 minggu. Tapi pas saya tanya ke kandidat lain yang interview juga, dia dibilanginnya pengumumannya semingguan. Yasudah.

Bersambung :'(

4 comments:

  1. akhirnya kan sekarang udah keterima di Telkomsel toh hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. yah clara sabar dong, gw kan pengen nyeritain twist nya duluuu

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. kenapa gak explore (in dept analysis) saja hobby nya sa... knapa harus "memaksakan" diri di akunting/finance ... sedang hati tidak dsana... :)

    apalagi hobby mu terbukti bisa mendapatkan uang lebih .... #liat Raditya (penulis)

    ReplyDelete