Sampai satu bulan kemudian, kata-kata bapak-bapak bos CNOOC masih terngiang-ngiang di kuping saya. “Kamu anak akunting tapi kegiatan ekstranya gak ada yang ada
hubungannya sama akunting. Kamu sebenernya suka akunting gak sih?”
Saya sama ibu pernah merumuskan problema minat dan bakat versus realita
yang saya derita. Ketika saya ngelamar-ngelamar buat jadi akuntan,
sekolahnya cocok tapi working experience dan kegiatan-kegiatan ekstranya
gak cocok. Ketika saya ngelamar di media, buat jadi fotografer atau reporter, working experience dan
kegiatan-kegiatan ekstranya cocok, tapi sekolahnya gak cocok. Walaupun saya dianggap pinter karena IPK saya cumlaude dan psikotes saya hasilnya
menunjukkan betapa saya potensial, CV saya emang bikin yang baca galau dan
gak bisa ngerti saya maunya apa.