Tuesday, June 16, 2009

Siapa Kamu, Siapa Saya, Siapa Saja

Tadi siang, setelah saya menyelesaikan ujian pertama saya di pekan ujian akhir semester ini, saya makan siang di Bebek Goreng H. Slamet, Gejayan, bersama dua dari beberapa teman terbaik saya, namanya Vani dan Intan.

Sebelum kami cabut dari kampus, kami menyempatkan diri untuk melihat papan pengumuman Simfoni 2009. Dalam perjalanan dari kampus menuju H. Slamet, open recruitment Simfoni tersebut menjadi topik pembicaraan yang seru.

Oh iya. Perlu diingat bahwa saya, Vani, dan Intan adalah mahasiswa yang biasa-biasa saja. Kami bukan mahasiswa yang terlalu hebat yang untuk jadi panitia Simfoni di-CR-in sama koor seksinya. Jadi kalo di antara para pembaca adalah termasuk dalam mahasiswa yang terlalu hebat, jangan merasa kasihan ya pas baca tulisan ini, hahaha. Beginilah nasib rakyat jelata :D

Curcol: kadang-kadang kami mengasihani diri kami sendiri karena kami tetap jalan di tempat sementara teman-teman kami yang dulu jatuh bangun bersama, sekarang sudah maju: jadi koor, di-CR-in, atau OR tapi buat formalitas doang. Kadang-kadang kami iri, hahaha.

Lalu kami mencoba melihat kenyataan ini dari sudut pandang yang berbeda. (Halah cuma menghibur diri sendiri :D) OR adalah ajang pembuktian. Kami yakin dan kami percaya, insyaAllah kami tetap bisa jadi panitia tanpa harus CR. Hidup OR!! :D Bismillah!

Kembali ke cerita.

Vani bingung mau daftar apa. Tidak ada satu seksi pun yang menarik hatinya seperti ketika ia dulu sangat menggebu-gebu untuk jadi pemandu. Tapi Vani gak mau daftar untuk jadi pemandu lagi. Menurutnya, pemandu Simfoni itu bagusnya buat temen-temen angkatan yang baru taun lalu jadi peserta Simfoni, hehehe. "Aku tidak mau merebut hak anak-anak 2008," katanya.

Kalau Intan, dia gak bingung mau daftar apa. Hanya saja, mengingat kapasitasnya, koor seksi idamannya (yang diidamkan itu seksinya, bukan koornya, hahhaha), dan pesaingnya, Intan jadi ragu.

Kalau saya mudah saja. Di kala bingung melanda, saya pilih aja seksi di mana teman-teman saya paling banyak mendaftar, hahaha. Bukannya gak punya pendirian. Tapi kalo bisa masuk seksi yang banyak temen kita, kenapa enggak? Hihi. Saya ada karena ada teman-teman saya. Di mana ada teman saya, di situlah saya belong :))

Lalu untuk memecahkan kegalauan kami, kami pun melakukan analisis SWOT.

Singkat cerita, analisis kami membuahkan hasil tepat ketika pesanan kami datang. Analisis kami sudah cukup menunjukkan seksi apa saja yang sebaiknya kami pilih. Tapi akhirnya kami belum memutuskan juga mau daftar seksi apa, HAHAHA *CAPE DEEEEH zzz*

Topik obrolan kami berubah ketika kami mulai makan. Seperti mahasiswa pada umumnya, kami berdiskusi. Ngomongin cinta, hahaha. Cinta lagi, cinta lagi. Kalo istilahnya temen, "zzz banget ah". :D

Tapi kali ini obrolan cinta kami sarat pesan moral, hehehe. Nggak kayak biasanya yang cuma bikin ketawa-ketiwi di tempat trus pas udah sampe kosan udah lupa tadi ngomong apa.

Kami membicarakan komen saya di post Kinkin dimana saya menyarankan Vani juga agar ia jatuh cinta dan mengejar cintanya supaya hidupnya tidak hampa. *lebai*

Vani bilang, "I don't want to force it(1) to come. Just let it come by itself so it will be harder for it(2) to go away from you." ("it" 1 maksudnya rasa cinta, jatuh cinta, Vani gamau memaksa dirinya untuk jatuh cinta. "it" 2 maksudnya laki-laki, kayaknya, hahaha)

Menurut saya, yang Vani bilang itu benar. Tapi ada tapi-nya. Tapinya adalah: prinsip "laki-laki yang mengejar wanita" itu tidak selamanya bisa diterapkan oleh semua orang. Kalo mau tau kenapa, mari kita biacarakan lebih lanjut tapi jangan di sini, hehehe. Kalo gamau tau atau udah tau yasudah, hahaha.

Lalu kami membicarakan masalah Program PDKT.

Saya kan lagi naksir orang nih ceritanya, menurut Vani dan Intan, cara saya PDKT agresif. Lalu seperti biasa, saya defensif.

"Gue tu bukannya agresif, tapi proaktif. Beda lho."

Saya merasa kalo agresif itu konotasinya negatif. Seolah-olah saya mengejar-ngejar. Saya memang mengejar, tapi saya tidak mengejar-ngejar. Saya sadar saya bukan siapa-siapa, setidaknya untuk saat ini. Dan saya selalu berdoa, semoga suatu hari nanti, saya bisa menjadi seseorang dalam hidup laki-laki yang sedang saya kejar. Di pikiran, dan di hati. :)) (Ya elah semua orang yang lagi PDKT juga gitu, hahaha).

Setelah saya pikir-pikir, kalau dibandingin sama Vani dan Intan, saya memang bergerak. Saya naksir seorang laki-laki, dan saya tak hanya diam. Tidak seperti mereka.

Saya kesel karena mereka begitu. (Sebenernya bukan mereka sih, tapi Intan doang, hahaha) Setiap hari mengelu-elukan nama seorang laki-laki, tapi ya sudah, cuma mengelu-elukan doang. Ga ada usaha sedikitpun untuk membuat mimpi jadi kenyataan.

Lalu Intan dan Vani pun menjelaskan.

"Bukannya ga ada usaha Sa... Tapi masalahnya orang yang ditaksir ini terlalu tinggi... Ga bisa dikejar dan ga ada gunanya juga dikejar. Dia bahkan udah punya pacar."

So what's the point of naksir laki-laki itu, then?

"Ya buat seneng-seneng aja. Ngelamun-ngelamun ngebayangin pacaran sama dia... jalan berdua..."

Okay. Berarti ada sedikit perbedaan prinsip dan tujuan menaksir seorang laki-laki.

Lalu dengan sotoynya saya menasihati mereka.

"Teman-temanku sayang, inget umur. Tahun ini kita akan berumur 20 tahun. Kita--atau gue doang kalo lo gamau--udah harus mulai naksir cowok buat setidaknya dijadiin pacar! Syukur kalo bisa trus nikah. Dua tahun lagi, pas kita lulus pas umur 22 (amiin), mencari pasangan hidup itu udah jadi wajib hukumnya. Udah bukan waktunya lagi naksir orang buat dilamun-lamunin doang."

Kata Bapak Adi--bapak saya--perempuan itu kalo nanggepin laki-laki biasanya: pas umur 20-25: 'siapa kamu'. (umur) 26-30: 'siapa saya', lebih dari 30: 'siapa saja'.


Bapak saya melanjutkan, "Bapak percaya kamu bisa sebelum 20 pun udah 'siapa saya'. Ga ada gunanya lah 'siapa kamu'."



ps. Sekarang udah jam 1:25 pagi. Saya masih belom bikin take home exam aplikom. Dan saya merasa aneh nulis pake "saya". Besok-besok gue-gue aja lah :D hahaha. Oh iya. Saya juga bingung kenapa kalo bikin tulisan selalu panjang. aaaaa.


* * *

20 comments:

  1. bagian I: nasib ku banget deh

    bagian II:

    bbbbbrrrrrrrruuuuutaaalllll !!!

    love it, love everything about it. wkwkwkwk

    kalo menurutku si mba, menurutku lho, pasive-aggresive sih, but you really wear your heart on your sleeve

    >_<

    ReplyDelete
  2. wah teman senasib! tos dulu deh yan :))

    tapi aku ga ngerti maksudmu passive-aggressive dan you really wear your heart on your sleeve... T.T

    aduh maaf ya i know this should be romantic tapi aku ga ngerti maksudnyaaa T.T

    you really wear your heart on your sleeve... bagus yan kata2nya hihihi love it!!

    ReplyDelete
  3. wah, si sasa....
    maksud gw it(2 "cinta" itu sendiri
    kuq kita didownin sih di awal?? wkwkwk.....
    but,, nice writing sa...
    (ups,, musti ati2 brarti klo ngomong ma sasa lg,, ntar dtulis d blog. haha...)

    ReplyDelete
  4. itu biar kita gak dimarahin van :D

    alhamdulillah, terimakasih vani :) gue senang kalo lu senang *hahaha najis*

    loh kan malah bagus van, biar beken ahahahahaha :D :D :D

    ReplyDelete
  5. sa, aku stuju sm vani. aku males daftar pemandu lg, kurang lebih alasannya sama. trus aku bngung mau daftar apa, soalnya aku rakyat jelata jg yang harus menggeleng ketika ditanya sama seseorang, "eh, kamu gak di-CR, ya?? ihihih..." trus kyna aku mempertimbangkan ga ikut simfoni deh heheheheh

    wooow mau dong jurus pdkt proaktif hahaha :D

    ReplyDelete
  6. eh kok passive-agressive sih, proaktif maksudnya. nglamun ki. wkwkwkwk.

    kalo bagian "you really wear your heart on your sleeve", di google aje mba, takut salah + wagu klo di-b.indo-in

    hohoho

    ReplyDelete
  7. fufu: wah ternyata banyak juga ya teman senasib ckckck :D yah fu, jangan ga ikut simfoni dooong... tahun ini kan simfoni kita! semangat fu! :))

    ian: oke deh yan, hihihii. eh di google diapain yan?

    ReplyDelete
  8. lho lho lho
    lho lho lho
    lho lho lho

    aku malah dadi bingung

    maksudnya

    "you really wear your heart on your sleeve" itu idiom, kalau belum tau artinya digoogle aja

    hehe

    ReplyDelete
  9. :D :D :D iya yan aku tau itu idiom... yang aku gatau, gimana caranya mengetahui makna idiom itu di google... ahahahahaa gaptek

    ReplyDelete
  10. Tluk tluk.... "Haii ceewee... Kenalan dunkz..."

    PLAK! "Sapa kamuh!"

    ---> Hikz, Tluk tluk... (sampai diujung tebing parangtritis)

    Terjun bebaazz! T_T

    Whuakakak, btw Passive agresif kan "Damai di depan, Nusuk di Belakang"

    Lam kenal yah.... hehehe :D

    ReplyDelete
  11. haha,,aku dong,,pertama daftar panitia simfoni langsung seksi acara,,tapi pas yang kedua malah ga keterima,,hukz,,padahal aku cm daftar logistik lho...wkwkwkwk,,lupakan saja deh

    btw,bener,cewek ga selamanya harus passive,soalnya jaman sekarang jg banyak cowok passive,,kalo dua2nya passive,gimana cinta bisa terwujud coba???hahaha

    ReplyDelete
  12. @Bima Aria Shiddiq: hahaha bener juga tuh passive-aggressive = damai di depan nusuk di belakang :D salam kenal juga ya hehe

    @mas saiqa: loh loh loh jadi mas saiqa ga pernah jadi panitia simfoni kah? waduh aku jadi takuuut

    tapi cape juga mas pro aktif terus2an :( orang kalo tidak menanggapi bisa 2 ya mas: gatau gimana harus menanggapi, atau emang gamau menanggapi.

    karena aku sekolah akuntansi dan selalu diajarkan prinsip konservatisme, aku berasumsi yang kedua aja.

    DULU ada temen bilang, "Lo tau kok sa kapan waktunya lo nyerah. Dan lo juga tau waktu itu bukan sekarang." sepertinya sekarang waktu itu sudah datang.

    ReplyDelete
  13. aku pernah sekali,,ya jadi seksi acara itu,hoho..tapi taon berikutnya baru ga keterima

    ReplyDelete
  14. mas saiqa minggu depan mau ikut nyepeda ke ratu boko ga? baru cewek2 nih yang ikut... kalo ga sabtu pagi, minggu sore mas. loh loh mas saiqa ada blog di blogspot juga?

    ReplyDelete
  15. iya,,khusus yg curhat2,,jaman jahiliyah dulu,,hahaha

    ReplyDelete
  16. lho,,kok ga temen??aku tetep setia kok,hahaha

    ReplyDelete
  17. btw,,temen2mu sapa aja?jangan2 aku ga kenal..huhuhu

    ReplyDelete
  18. makanya kenalan dooong :) aku dulu juga kan ngga kenal sama ian mba dini mas pras mas jauhari hahaha.

    ada clara miun intan vani tiwi insyaAllah. tapi yang udah pasti nyepeda baru aku sama clara doang nih :( yang lain kagak ada sepeda jadi mungkin naik motor. mas saiqa katanya sepedanya banyaaaak :D

    ReplyDelete
  19. haha,,ada dua,,ada yg mau minjem?

    ReplyDelete