Tuesday, December 7, 2010

Pengaruh Blackberry Terhadap Hubungan Percintaan - Bagian 1

Pengaruh Blackberry Terhadap Hubungan Percintaan: The Good Thing

Intro

Blackberry Smartphone. Saya berasumsi teman-teman sekalian sudah tahu benda apa itu. Singkat cerita, seperti namanya, Blackberry adalah telepon yang pintar. Selain digunakan dalam dunia bisnis, Blackberry juga marak digunakan oleh muda-mudi dalam pergaulan. Hal ini memang merupakan distorsi dari tujuan semula diciptakannya Blackberry dan menimbulkan banyak perdebatan terutama antara kalangan sosialis versus kapitalis.

Para sosialis mengatakan bahwa penggunaan Blackberry adalah perilaku konsumtif, banyak orang yang tidak rasional dengan membeli Blackberry secara kredit dan terseok-seok dalam pelunasannya hanya untuk gaya-gayaan doang, to impress people who hate them. Aneh? Memang. Belum lagi masalah nilai moral dan gaya hidup yang bergeser seperti “Anak SD udah dikasih hape, anak SMP udah dikasih BB, mau jadi apa bangsa Indonesia 10 tahun lagi? Anak SMA juga masih netek ibunya gayanya udah selangit, petentengan di mol bawa-bawa BB.” (Believe me, they have their reasons saying that.)

Di sisi lain, para kapitalis berpendapat bahwa penggunaan Blackberry sah-sah saja. Apabila dihitung secara matematis, ketika komunitas Anda ber-Blackberry semua, dengan menggunakan Blackberry pengeluaran per bulan Anda untuk pulsa akan jauh lebih murah karena pulsa sudah menjadi fixed cost yaitu pulsa untuk berlangganan Blackberry Intenet Service. Dulu, pulsa menjadi variable cost karena orang butuh menelepon. Sekarang, dengan messenger-messenger yang aktif menggunakan Blackberry, secara umum orang tidak butuh menelepon lagi karena sudah bisa berkomunikasi menggunakan messenger-messenger itu. (Konteks: muda-mudi.)

Enough big talk of idealism, perdebatan di atas tidak akan pernah selesai karena mereka membahas dari sudut pandang yang berbeda. Jadi sekarang kita kembali ke judul dan membahas efek riil Blackberry dalam kehidupan kita.

Chorus

Kecerdasan Blackberry si telepon yang pintar adalah pedang bermata dua. Dalam post ini akan dibahas dulu mata pedang yang pertama: the good thing. Mata pedang yang kedua: the bad thing, akan dibahas pada post berikutnya.

The good thing about Blackberry adalah Blacberry amat sangat memudahkan manusia untuk berkomunikasi. Semua jalan kita untuk menghubungi dan dihubungi rekan-rekan: ON. Telepon, SMS, e-mail, Facebook, Twitter, para messenger (YM, MSN, Google Talk, dan masih banyak lagi), dan tentu saja, Blackberry Messenger. Dan fitur “PUSH” yang menjadi ultimate feature Blackberry adalah surga—saya mendoakan siapapun penemunya agar dia masuk surga.

Contoh PUSH: langsung ada notification ketika ada email masuk, dan bisa langsung dibuka dan direspon atau dihapus. Langsung ada notification di Blackberry ketika ada mention di Twitter. Notification Facebook pun di-PUSH ke Blackberry kita. Nyaman sekali T.T Semudah menerima dan membalas sms.

Bandingkan dengan tidak memakai Blackberry. (Sama sekali gak ada maksud buat ngatain lho, ini cuma membandingkan tingkat kenyamanan saja.) Buat liat ada e-mail masuk apa enggak harus buka email-nya: yahoo.com, gmail, dll. Buat liat ada notification Facebook/Twitter apa enggak harus masuk ke facebook.com dan twitter.com atau pake TweetDeck atau Snaptu.com dan lain-lain.

Mungkin kedengarannya, “Ah, Facebook, Twitter, apa pentingnya sih?” Jujur saya sendiri pernah merasa demikian melihat gemparnya promosi “bisa mainan Facebook dan Twitter” oleh telepon-telepon seluler buatan China. Saya pikir, “Oh berarti memang target market mereka adalah orang-orang yang desperate pengen ngeksis di dunia maya.” Kemudian saya menghadapi laptop saya hari ini, memuja-muji Blackberry dengan fitur push push push termasuk “push-Facebook” dan “push-Twitter”-nya, seolah-olah itu penting. Ternyata itu memang penting!

Dalam hubungan percintaan, hal-hal tersebut di atas sangat bermanfaat bagi para pasangan, baik yang sudah jadian maupun yang sedang dalam tahap pendekatan, yang sedang terpisah oleh jarak dan waktu. Sharing jadi sangat mudah dan nyaman untuk dilakukan, sehingga walau jauh di mata, tetap dekat di hati.

Timeliness: A True Story

Barbara dan Alex akhirnya jadian. Tapi habis jadian mereka harus berpisah benua karena Alex harus menempuh pendidikan S2. Mereka tidak bisa menelepon, mereka tidak bisa sms. Lalu bagaimana mereka berkomunikasi? Ya lewat e-mail, wall-wall-an di Facebook, webcam-an pake Skype (webcam-an pake laptop, gak pake Blackberry).


Dengan Blackberry-nya, Barbara bisa langsung menjawab segala bentuk komunikasi dari Alex di Kutub Utara as soon as notification-nya tiba. Barbara bisa langsung menunjukkan—bukan hanya menceritakan—bagaimana kabar ibu Alex, sudah setinggi apa kemenakan Alex sekarang, dan masih banyak lagi dengan cara memotret atau merekam video dan mengunggahnya ke Facebook atau Twitter, atau mengirimkannya menggunakan file transfer Yahoo Messenger, dan Alex di Kutub Utara bisa langsung melihatnya dan memberikan respon.

Blackberry Messenger

Dalam kisah Alex dan Barbara, hanya Barbara seorang yang bersenjata Blackberry. Dalam kisah Carlos dan Maria, keduanya bersenjatakan Blackberry. Menggunakan Blackberry Messenger (BBM), Carlos yang seorang traveler dapat dengan sangat mudah dan cepat bercerita kepada Maria yang seorang auditor sedang ada di mana, memotret bangunan lucu atau pemandangan indah ketika sedang berada di suatu negara. Online real-time dan sangat timely. Bukan hanya foto atau video yang bisa di-share melalui BBM, tetapi file apa saja.

Salah satu fitur Blackberry Messenger yang sangat bermanfaat adalah status message-nya. Di Short Message Service atau lebih kita kenal dengan SMS, kita hanya tahu status pesan kita pending, sent, dan delivered. Di BBM, status pesannya ada sent, delivered, dan read. Sent berarti pesan kita sudah terkirim ke operator BIS, delivered berarti sudah terkirim ke handheld teman BBM kita, dan read berarti sudah dibaca.

Fitur ini bermanfaat untuk menghindari pertengaran tipikal sepasang kekasih semacam “Kamu kok gak bales SMS-ku??? >.<” yang sebenarnya penyebabnya adalah memang pesannya belum dibaca (status message-nya masih delivered belum read). Tapi masalah yang satu selesai, masalah lain muncul, semacam “BBM-ku udah read tapi gak dibales??? >.<”.

Outro

Mungkin teman-teman pernah dengar tagline ‘Blackberry. Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat.’ Dalam post ini sudah dibahas ‘Blackberry mendekatkan yang jauh’. Membaca ceritanya saja saya yakin memang belum cukup. Teman-teman harus mencobanya sendiri dan merasakan kepintaran Blackberry!

Tapi kalau teman-teman mau berangkat beli Blackberry sekarang juga, tahan dulu. Masih ada bahasan ‘Blackberry menjauhkan yang dekat’ di post berikutnya, Pengaruh Blackberry Terhadap Hubungan Percintaan: The Bad Thing.

10 comments:

  1. tgg bulan depan yah,,, hihihi,, aq lg nabung laba jualan buat beli BB onyx white :D

    ReplyDelete
  2. gue dan si pacar gk pake blackberry tuh... lancar2 aja pake layanan pushmail selain dari BIS, jadi kayak smsan tiap hari. jadi gk blackberry aja yang ngebantu LDR. jadi, lebihannya BB lainnya apa dong sa? heheee......

    ReplyDelete
  3. Tulisan bagus sa,
    Bahasanya juga keren. Baru tau kalau sasa jago nulis. Kereeen.

    ReplyDelete
  4. @clara: all hail blackberry

    @mba yoan: tunggu post 'blackberry menjauhkan yang dekat' mba

    @vani: hahaha gue bandingin pake blackberry sama gak pake blackberry van, bukan blackberry sama gadget lain :P

    kalo ternyata ada selain blackberry yang memperlancar komunikasi justru bagus, biar ada kompetitor jadi keduanya akan terus meningkatkan kualitas untuk memenangkan pasar (kesambet apa gue barusan -.-)

    @anonymous zaki: alhamdulillah, makasih zaki :)

    ReplyDelete
  5. hwahahahahaaaaa.......pantesan dulu lo pengen banget punya blackberry, sekarang udah sukses kyanya dalam hubungan percintaan.......ihiy!!!!! :))

    ReplyDelete
  6. hwahahahahaaaaa.......pantesan dulu lo pengen banget punya blackberry, sekarang udah sukses kyanya dalam hubungan percintaan.......ihiy!!!!! :))

    ReplyDelete
  7. @kapon: i never wanted a blackberry -.-a ini sekarang punya juga dapetnya gratisan haha... sukses dalam hubungan percintaan? doakan saja ya kapon :|

    ReplyDelete
  8. aku ga pake BB dan agak anti sama BB. hehehehe. entah, mungkin krn aq sering liatnya BB dipake anak2 kuliah, dan aku liat tingkat ketergantungan sama HP jadi meningkat, dan komunikasi meningkat, tapi diantara sesama BB user aja :/

    aku yg gapake BB jadi agak terkucil. misal, skr pas ribut2 bikin tim KKN, aku jadi gabisa ikutan diskusi krn pake BBM Messenger diskusinya :( masa gara2 itu aku disuruh beli BB... hiks

    lho kenapa aku jadi curhat? haha
    mba lagian fitur push mail kan ga cuma di BB doang....ada android, iphone, nokia juga bisa kan.

    hehe.

    ReplyDelete
  9. sebelum aku terpaksa pake BB aku juga kayak kamu gitu kin x_x anti BB. karena alasan yang lebih kurang sama kayak alasan para sosialis.

    hmm sabar ya kin :( gimana kalo kamu cobain dulu pake BB? satu atau dua mingguuu ajah, tuker pake sama mas saiqa gitu? trus cobain ikut diskusi sama temen2 kkn pake BBM. biar tau segimana nyamannya, jadi kamu bisa melihat dari sudut pandang pengguna BB juga :)

    iya kin, emang ga di BB doang, aku kan ga bilang pushmail adanya di BB doang hehe... kamu share dong kin pengalaman berpushmail pake android/iphone/nokia :D

    ReplyDelete