Tuesday, December 14, 2010

Pengaruh Blackberry Terhadap Hubungan Percintaan - Bagian 3

Enam paragaf di bawah ini adalah paragraf-paragraf yang hilang dari post Pengaruh Blackberry Terhadap Hubungan Percintaan - Bagian 2. Semoga enam paragraf ini dapat membayar kekecewaan teman-teman.

Technology Advancement: *thumbsdown*

Tidak dipungkiri kemajuan teknologi mempengaruhi sikap dan perilaku para pasangan dalam kehidupan sehari-hari. Dulu ketika belum ada Facebook, Twitter, dan jejaring sosial lainnya, para pasangan bisa hidup tentram dan damai, saling percaya, tanpa dusta, tanpa curiga. Dunia mereka hanya sebatas ketemu orang, telepon, sms, YM dan WLM sudah menjadi sarana komunikasi yang paling mutakhir.

Sekarang setelah ada Facebook dan situs-situs jejaring sosial lainnya, dimana setiap orang bisa bertemu orang baru dari mana saja dan kapan saja, dimana setiap orang bisa bertemu kembali dengan mantan pacar yang sudah belasan tahun lamanya tidak tahu kabarnya, risiko terjadinya “main hati” meningkat.

Lebih lagi dengan menggunakan Blackberry, mengingat betapa pintarnya telepon itu seperti yang telah dibahas dalam post sebelumnya, akses terhadap jejaring sosial tersebut menjadi sangat mudah. Blackberry menjadi sangat berbahaya bila dipegang oleh laki-laki atau perempuan yang genit dan mudah tergoda atau yang menyukai “tantangan” misalnya untuk menguji seberapa “sakti” dirinya dalam me-maintain sebanyak-banyaknya “teman” lawan jenis tanpa ketahuan pasangannya.

When a BF/GF Turns Into a Holmes

Melihat risiko terjadinya fenomena seperti tersebut di atas, para pasangan menjadi agak paranoid. Kemudian mereka merespon dengan sikap yang lebih skeptis dan protektif. Mereka jadi tidak mudah percaya begitu saja percaya pada pasangannya. Mereka jadi punya kecenderungan untuk melakukan investigasi, spionase, vouching, tracing, dan hal-hal aneh lainnya yang seharusnya hanya dilakukan oleh auditor dan badan intelijen! T.T

Sebenarnya saya sudah membuat uraian bagaimana Blackberry digunakan untuk “memantau” aktivitas pasangan terutama di dunia maya, tetapi uraian tersebut tidak lulus sensor karena dirasa tidak etis dan dikhawatirkan akan mencerai-beraikan para pasangan. Yang jelas, Blackberry membuat semua penggunanya menjadi stalker ulung, dengan caranya sendiri-sendiri.

Kadang-kadang saya berpikir, what happened to the so-called “trust-based relationship”? :( Hubungan percintaan kan harusnya berlandaskan kepercayaan. Blackberry berpotensi membuat para penggunanya mengalami—saya tidak tahu apa istilahnya—semacam gangguan kepercayaan dalam kehidupan percintaannya (true story! I have been watching my friends' behavior T.T). Itulah sebabnya saya pikir saya akan berhenti memakai Blackberry ketika sudah punya pacar dan menikah nanti.

5 comments:

  1. mengutip kata2 annisa di postingan sebelumnya tentang dilema BB yang dirasa begitu penting dalam dunia kerja,,hehe..temen ku juga udah pernah mengalaminya langsung>>>>diteror bos nya soal urusan kerja dijam-jam yg tidak wajar..hedeeeh..

    kalo soal urusan hubungan antar makhluk adam-hawa dalam hal cinta, mungkin benar, BB bakal menjadi pemicu nya..tp y tergantung orangnya juga sih..hehe

    ReplyDelete
  2. hmmm.. semua balik lagi ke orangnya n pasangannya juga sii...

    ada juga kok yang make BB asal make doang. ahahah. push mailnya aja ga bisa -_-*

    kalo aq si nyoba komunikasiin berbagaihal ama pasangan.. apalagi LDR.. kalo curigaan trus malah capek sendiri.. hehe

    ReplyDelete
  3. Menurut gw, memantau pasangan gk selamanya negatif. Yang negatif itu kalo stalkingnya dengan penuh perasaan curiga.

    Bukain fbnya, twitternya, dan situs2 lainnya yang berkaitan dengan dia itu wajar sa... namanya juga suka, sayang, jadi pengen tau aktivitasnya dia :)

    yaaa, kalo menurut gw sih, semua tergantung sama niatnya ;)

    ReplyDelete
  4. haiss..jangan fanatik sempit lah..kemajuan teknologi tuh dinikmati..wahh tak kasih tambahan ide sa..kurang tuh...side effect kalo g pake BB = sms jarang dibales ama pacar yg lebih asik BBMan ama temen2nya..=.=
    @vania..ehemm ada yg curcol..

    ReplyDelete
  5. setujua banget sama komennya vani...

    ReplyDelete