Thursday, December 23, 2010

Desa KKN-ku Hari Ini

Foto oleh Sasa dan Wana

Beberapa hari yang lalu, saya bersama teman-teman saya Clara, Tiwi, Intan, dan Wana naik gunung untuk pertama kalinya setelah Merapi sudah aman. Kami mengunjungi beberapa 'objek wisata' erupsi Merapi dan tentu saja desa KKN kami, Desa Umbulharjo di Cangkringan.

Pilot

Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, terdiri atas beberapa dusun. Beberapa di antaranya adalah (urut dari selatan ke utara) Dusun Balong, Dusun Gondang, Dusun Kedungsriti, dan Dusun Pangukrejo. KKN-PPM UGM 2010 Unit 62 terdiri atas empat subunit yang bertempat di dusun-dusun tersebut.

Subunit pertama--kami menyebutnya Rumah 1--bertempat di Dusun Balong. Subunit kedua, Rumah 2A, di Dusun Gondang. Subunit ketiga, Rumah 2B, di Dusun Kedungsriti, dan subunit keempat, Rumah 3, di Dusun Pangukrejo.

Desa KKN Kita Hari Ini

Rumah 1, 2A, dan 2B alhamdulillah selamat dari masih kokoh berdiri meskipun bersih-bersih dari abunya setengah mati. Mbah Supar dan Mas Rinto, juragan Rumah 2A, rumah kkn saya, juga alhamdulillah sehat sentosa.

Ki-ka: saya, Mas Rinto, Mbah Supar (21-12-2010)

Yang sedih adalah Rumah 3 di Pangukrejo :( Dusun Pangukrejo adalah dusun terakhir yang terhempas awan panas. Dan Rumah 3 happened to be rumah terakhir yang terkena awan panas. Tetangga sebelah yang rumahnya hanya berjarak 10 meter di selatannya damai sejahtera. Allah Maha Besar.

Rumah 3
Warna abu-abu yang menyelimuti pekarangan itu adalah abu vulkanik. Dulunya tanah, warnanya cokelat, dan permukaannya tidak setinggi itu. Lebih jauh tentang Rumah 3 silakan mampir ke blog Clara, teman KKN saya yang tinggal di sana.

Kandang sapi yang kosong :(

Sapi-sapi di rumah Pak Waji (juragan Rumah 3) mati semua. Pak Waji menduga sapinya terbirit-birit meloncat keluar dari kandang ke jurang di belakang kandang untuk lari dari awan panas atau karena kesakitan terbakar awan panas. Yang tersisa dari sapi-sapi Pak Waji sekarang tinggal tulang-belulangnya.

Ini adalah tengkorak sapi Pak Waji yang masih baby, yang baru dilahirkan bulan Agustus yang lalu ketika kami KKN di sana. Saya lupa baby sapi dikasih nama apa :(

Instalasi biogas mahakarya Unit 62 juga naas nasibnya.

Ini adalah inlet, di mana bahan baku biogas (kotoran sapi) ditampung dari kandang. Pipa yang menyalurkan bahan baku dari kandang ke inlet patah tertimpa ranting-ranting. Sedihnya kalo inget betapa dulu Arip si calon drg. multitalenta bersusah payah ngaduk semen dan ngecor pondasinya.

Ini namanya saya lupa. Yang jelas di dalam tabung ini biogas dihasilkan kemudian disalurkan ke kompor di dalam rumah. Pipa dan selangnya udah rusak kena awan panas :(

Bolongan yang paling kanan adalah outlet, di foto ini outlet-nya dipenuhi kubangan air. Ayamnya Pak Waji diduga nyebur kesitu pas ada awan panas :(

Selain masalah hewan ternak, kendala yang diderita keluarga Pak Waji, Mbah Supar, dan warga Desa Umbulharjo lainnya adalah suplai air bersih. Selama ini warga desa menggunakan air dari mata air (yang tidak pernah berhenti mengalir. Airnya bersih, super dingin, dan tak terbatas. Tidak ada kran air atau penyumbat airnya di kamar mandi rumah-rumah KKN kami dan sebagian besar rumah warga lainnya. Sebab kalau disumbat, pipa-pipa yang mengalirkan air dari mata air ke rumah-rumah bisa meledak atau lepas-lepas.). Pasca erupsi merapi, sistem pengairan di desa rusak. Bukan mata airnya tercemar--insyaAllah mata airnya baik-baik saja--tapi pipa-pipa salurannya yang bermasalah.

Ketika kami berkunjung kemarin, sistem pengairan sedang diperbaiki. Keluarga Pak Waji alhamdulillah mendapatkan donasi air bersih. Tapi sayang Mbah Supar dan Mas Rinto tidak. Untuk keperluan makan dan minum mereka harus membeli air mineral. Untuk keperluan yang lain, mereka menampung air hujan T.T Mudah-mudahan pas main kesana lagi semuanya udah beres, amin.

Dalam perjalanan pulang, saya menyempatkan diri berfoto di gapura Dusun Gondang yang dulu saya dan teman-teman Rumah 2A pugar (baca: cat yang lama dikerok, diamplas, trus dicat ulang dengan sangat susah payah--pemugaran gapura menghabiskan puluhan Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) sendiri) dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan. Walau warnanya udah gak kinclong lagi, bahkan udah ada cat yang terkelupas lagi, gapura ini masih berdiri. Tinggal unit KKN tahun depan lah yang memugar gapura ini lagi hihi.


Dan ini adalah jembatan yang sering banget muncul di tivi jaman gempar-gemparnya liputan merapi. Saya gak tahu nama jembatannya apa. Jembatan ini juga merupakan tanggul yang dulu gak kalinya gak ada airnya sekarang dialiri pasir, lumpur, batu, dan material vulkanik lainnya.


Jawaban Atas Pertanyaan

Ya, desa KKN kita tercinta masih ada :)
Dan akan terus ada :)

6 comments:

  1. waw ga ada pohonnya lagi ya di rumah 3

    ReplyDelete
  2. ayam yang super gemuk itu naas sekali nasibnya :'(

    ReplyDelete
  3. @clara: gw aja lupa di rumah 3 ada pohonnya :|

    @tiwi: yang paling naas sapinya wiii di jurangnya itu masih ada tulang2 rusuknya gitu, bangkenya dibakar kan. Aku jadi kebayang iga bakar ~.~

    ReplyDelete
  4. alhamdulillah sa.. yang penting warganya semua selamat :)

    ReplyDelete
  5. yah kasian sapi-sapinya nyebur ke jurang.. ga tega..

    ReplyDelete
  6. @vani: iya van alhamdulillah org2 yg gw kenal baik2 saja ☺

    @intan: sapinya pasti dapet adrenaline rush pas ada awan panas sampe bisa loncat keluar dr kandang dan nyebur ke jurang *ngebayangin*

    ReplyDelete